GAZA CITY - Serangan Israel ke Jalur Gaza semakin membabi buta. Tak menghiraukan korban tewas yang mencapai 300 orang lebih dan kecaman dunia internasional, negara Yahudi itu justru seakan lepas kendali dengan melancarkan serangan gelombang kedua yang lebih dahsyat tadi malam.
Pejabat Israel menyebutkan, sekitar 110 bom berbobot hampir 50 ton ditumpahkan jet-jet tempur Israel dari langit Gaza. Hujan bom itu tidak hanya menimpa 50 target serangan, yakni markas dan gudang senjata kelompok Hamas, namun juga fasilitas-fasilitas sipil warga Palestina. Misalnya, rumah sakit, sekolah, stasiun TV Hamas Al Aqsa, masjid terbesar di Gaza Al Shifa, dan gereja.
Rudal Israel tersebut bahkan mengakibatkan kubah Masjid Al Shifa amblas ke tanah sehingga tercipta lubang raksasa menganga tepat di tengahnya. Kekejian menjelang perayaan tahun baru Islam itu menciptakan rekor korban tewas terbesar dalam serangan satu hari sejak Gaza dicaplok Israel pada 1967.
Melalui sambungan telepon dengan stasiun berita CNN, Dr Eyad El-Sarraj, psikiater yang membangun klinik mental di Gaza, menyebutkan bahwa anak-anak menjadi korban yang paling menderita. ’’Orang tua sudah tidak mampu menenteramkan mereka akibat besarnya skala teror. Mereka ketakutan sepanjang waktu,’’ ujarnya.
Pemimpin agresi Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan, kesabaran dan daya tahan rakyat Israel sudah habis. ’’Serangan ini akan terus berlanjut sampai kami betul-betul merasa aman,’’ ujar Olmert dalam jumpa pers Minggu pagi (28/12).
Wartawan BBC melaporkan, tank-tank tentara Israel sudah mulai bergerak ke perbatasan untuk menindaklanjuti serangan udara dengan penyerbuan dari darat. Israel telah memobilisasikan lebih dari 6 ribu tentara cadangannya.
Meskipun tercerai berai oleh serangan Zionis Israel dan minim bantuan dari luar negeri, pejuang Hamas tak menyerah. Pemimpin Hamas Ismail Haniya dalam wawancara TV menegaskan, serangan Israel tak membuat para pejuang mundur sejengkal pun dari bumi Palestina. ’’Meskipun kota kami hancur, jangan harap ada bendera putih berkibar. Kami hanya takut kepada Allah, balasan segera datang,’’ tegasnya.
Pemerintah Indonesia mengutuk serangan militer Israel terhadap wilayah Gaza, Palestina. Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah mengatakan, pemerintah Indonesia mendesak Israel agar menghentikan serangan militer dan penggunaan kekerasan yang keji dan tidak bertanggung jawab serta melanggar ketentuan-ketentuan hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa.
Pada bagian lain, Ketua Komisi I DPR yang mengurusi kebijakan luar negeri, Theo L. Sambuaga, mendesak pemerintah memanfaatkan posisinya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB untuk menggugat pengeboman yang dilakukan Israel atas Palestina di Jalur Gaza. ’’Ini problem serius. Kalau tidak salah, keanggotaan Indonesia di DK PBB masih sampai akhir 2008. Gunakan itu,’’ tegasnya. (AP/Rtr/kim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar