Sabtu, 10 Januari 2009

tEknoLOgi CanGGih di ERopA


Di Eropa mesin diesel begitu populer. Penjualan kendaran bermesin diesel meningkat setiap tahun. Kini, 60% mobil yang dijual di Eropa menggunakan mesin diesel. Karena itu pula, produsen Jepang yang selama ini cuma mengandalkan mesin bensin, seperti Honda dan Suzuki, ikut-ikutan memasarkan produk bermesin diesel di benua tersebut.

Subaru yang selama ini, dikenal dengan ciri khasnya, yaitu mesin boxer atau konfigurasi berlawanan, juga tidak tahan mengahadapi godaan untuk menawarkan mesin diesel. Meski begitu, Subaru tidak mau ikut-ikutan seperti produsen senegara yang beli mesin dari produsen lain. Subaru membuat mesin sendiri dengan ciri khasnya, mesin diesel boxer.

Identitas Khas
“Inilah ciri khas atau indentitas mnerek Subaru. Karena itu pula, indentitas mesin diesel kami adalah boxer,” jelas Satoshi Maeda, GM departemen desain mesin Subaru. Untuk membuat mesin diesel sendiri, jalannya ternyata tidak mulus. Padahal kalau ingin menggunakan mesin diesel dengan konfigurasi konvensional, misalnya 4-silinder segaris, tinggal pesan ke produsen.

Mesin dengan konfigurasi boxer, sampai saat ini tak banyak ditawarkan oleh produsen mobil lain, kecuali Subaru dan Porsche. Dulunya, VW juga pernah membuat mesin boxer pada Beetle atau di sini dikenal dengan Kodok.

Pemakai mobil, makin cenderung menyukai mesin diesel. Pasalnya, selain efisien atau lebih tepatnya irit konsumsi bahan bakar, emisi karbon dioksidanya (CO2) mesin diesel lebih rendah dibandingkan dengan mesin bensin. Di samping itu, jauh lebih bandel dibandingkan mesin bensin.

Hanya di Jepang dan Amerika pertumbuhan mesin diesel sangat lambat, kecuali untuk komersial. Hal yang sama juga terjadi di tanah air. Pengguna kendaraan bermesin diesel dengan teknologi mutakhir, kesulitan mendapatkan solar sesuai dengan standar yang telah ditentukan produsen mobil, yaitu Pertamina Dex (Pertadex). Selain pompa tempat pengisiannya sangat langka, harganya pyun paling mahal di antara bahan bakar lainnya.

“The day after tomorrow”
Gema diesel boxer Subaru makin kencang ketika salah satu produknya Forester - dipanjang di Paris Motor Show yang berakhir Sabtu lalu - dilengkapi mesin ini. Sebelumnya, sejak awal 2008, diesel boxer sudah dijajal secara intensif pada Legacy di Spanyol dan Skandinavia dengan berbagai kondisi lingkungan dan jalan.

Hasilnya, para insinyur Subaru sangat puas. Mereka pun menyebut, mesin diesel boxer mereka adalah hasil terobosan revolusioner dalam dunia permesinan. Tahun lalu, mesin ini juga dipamerkan di Geneva Motor Show bersama Subaru Outback yang merupakan nama lain dari Legacy.

Para ahli Subaru pun berani menilai, mesin diesel boxernya tidak hanya bertujuan untuk membuat dunia makin baik, termasuk hari esok. Target mereka adalah “the day after tommorow”.

Faktor lain yang membuat Subaru bersemangat mengembangkan diesel karena teknologi mesin ini makin canggih. Tidak hanya sistem pasokan bahan bakarnya makin maju, yaitu “common rail” alias “rel bersama”, penurunan emisi, terutama jelaga atau asap hitam dari mesin bertambah baik. Faktor tersebutlah yang membuat mesin diesel diterima dengan cepat di Eropa. Bahkan, mesin diesel juga sudah digunakan oleh Audi untuk lomba ketahanan 24 jam di Le Mans dan Dakar oleh VW.

Generasi ke-3
Di lain hal, teknologi “common rail” atau rel bersama, mampu meningkatkan performa mesin diesel menyamai mesin bensin. Baik itu akselerasi maupun kinerja lainnya. Sementara itu teknologinya terus berkembang. Saat ini telah disiapkan generasi ke-4. Mesin dieselpun semakin dicari karena harga bahan bakar semakin mahal.

Awalnya, tidak mudah bagi para insinyur Subaru mengembangkan mesin diesel sesuai dengan identitas yang mereka inginkan. Pasalnya, penentuan ukuran diameter dan langkah mesin diesel tidak bisa diubah begitu saja seperti mesin bensin.

Penyebabnya, mekanisme dan ruang bakar kedua mesin berbeda. Pada mesin diesel, ruang bakar harus lebih kompak. Syarat itu harus dipenuhi karena mesin diesel memanfaatkan kompresi tinggi untuk memicu pembakaran. Di samping itu, bahan bakar langsung disemprotkan ke ruang bakar.

Pada mesin bensin, untuk menaikkan volume mesin, dapat dilakukan dengan memperbesar diameter piston dan silinder. Cara ini tidak dapat diterapkan pada mesin diesel. Pasalnya, kalau dilakukan juga, volume ruang bakar bertambah besar. Parameter ini tentu saja tidak cocok karena kompresi jadi turun.

Untuk mengatasinya, diameter silinder diperkecil dan langkah diperpanjang. Pada mesin diesel konvensional dengan konfigurasi segaris, cara menambah volume seperti yang disebutkan tadi dapat dilakukan dengan mudah. Namun pada mesin diesel boxer, dengan posisi silinder berlawanan mendatar, metode tersebut menyebabkan langkah jadi lebih panjang. Dimensi mesin makin lebar. Akibat selanjutnya, mesin tidak bisa dipasang di ruang mesin untuk mobil yang telah ditentukan.

Dalam mengembangkan mesin diesel Boxer, Subaru melakukan berbagai langkah. Termasuk berdiskusi dengan produsen mesin diesel dan lembaga khusus yang mengembangkan mesin diesel. Kesimpulan yang diperoleh, konfigurasi boxer tidak cocok untuk mesin diesel.
Subaru ngotot kendati para insinyurnya kurang berpengalaman dengan mesin diesel. Mereka ingin mesin diesel yang berbeda dibandingkan jagoan mesin diesel lainnya, seperti Mercedes dan Audi.

Kelemahan dan kelebihan mesin diesel diperhitungan dengan cermat. Daya tarik mesin diesel selain kerjanya yang efisien, torsinya besar. Kelemahan yang sangat mencolok selama ini dibandingkan mesin bensin, suara yang lebih berisik dan getaran keras. Semua itu akibatkan tekanan yang dihasilkan oleh metode pembakaran pada mesin diesel.

Tekanan hasil pembakaran pada mesin diesel mencapai dua kali mesin bensin. Karena itulah, mesin diesel segaris dilengkapi dengan as pengimbang untuk mengurangi suara dan getaran mesin. Kelemahan lain dari mesin diesel adalah bobotnya yang lebih berat dan ukuran lebih besar. Hal ini sengaja dilakukan karena tekanan yang dihasilkan mesin diesel sangat tinggi.

Bobot mesin yang berat mempengaruhi kelincahan mobil bergerak atau bermanuver. Berdasarkan pengalaman Subaru membuat mesin bensin boxer, maka akan diperoleh beberapa keuntungan bila mesin diesel bisa dibuat dengan konfigurasi boxer. Antara lain, getaran bisa dikurangi, titik pusat mesin lebih dan dan mesin jadi lebih kokoh.

Prototipe Pertama
Prototipe mesin diesel boxer pertama berhasil diselesaikan insinyur Subaru pada 2004. Pada November tahun itu, mesin khusus untuk tes diuji pada “test bench” dan dihidupkan. Para insinyur memperhatikan kondisi stasioner yang ternyata stabil. Getaran mesin lebih halus dan tenaga yang dihasilkan lebih besar dibandingkan mesin diesel dengan kapasitas sama. Para insinyur mesin Subaru tersebut merasa yakin bahwa mereka telah sukses melahirkan mesin diesel boxer.

Problem utama yang dihadapi dalam mengembangkan mesin diesel boxer adalah memperkecil diameter dan memperpanjang langkah. Ketentuan itu harus dilaksanakan untuk mendapatkan ruang bakar yang kompak sehingga proses pembakaran berlangsung optimal.

Mesin diesel boxer yang dites pertama kali oleh Subaru berkapasitas 1,3 liter. Setelah itu dikembangkan menjadi 1,7 liter dengan sejumlah perombakan. Termasuk menempatkan injektor di kepala silinder dengan sudut yang telah ditentukan.

Tantangan berikutnya adalah mengembangkan mesin diesel boxer 2,0 liter. Mesin ini dijadikan target karena, 80% mesin diesel yang digunakan di Eropa, berkapasitas 2,0 liter.
Bersambung


Tidak ada komentar: